Hari Raya Pagerwesi | wayan fais | Wayan Fais

Hari Raya Pagerwesi | wayan fais

Hari Raya Pagerwesi | wayan fais

Hakikat pelaksanaan upacara yadnya pagerwesi ini sebagaimana disebutkan dalam Parisada Hindu Dharma, Yadnya Pada Hari Raya Pagerwesi ini adalah lebih ditekankan pada pemujaan oleh para pendeta (sulinggih) dengan melakukan upacara;
  • Ngarga, dan 
  • Mapasang Lingga.
Dan pada tengah malam umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). 
Yadnya (Banten) yang paling utama disebutkan pada hari raya ini adalah :

  • Untuk Para Pendeta (Purohita) adalah "Sesayut Panca Lingga" sedangkan perlengkapan  tetandingan bantennya :
  • Daksina, 
  • Suci Pras penyeneng, dan 
  • Banten Penek. 
    • Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi adalah pemujaan (yoga samadhi) bagi para Pendeta (Purohita) namun umat kebanyakan pun wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan. 
  • Dan Bagi umat kebanyakan yadnya (banten) disebutkan adalah;
    • natab Sesayut Pagehurip, 
    • Prayascita, 
    • Dapetan. 
    • Tentunya dilengkapi Daksina, 
    • Canang, dan 
    • Sodan. 
    • Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu 
      • Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta, 
      • dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan.
Makna Filosofis yang terkandung dalam hari raya ini, sebagaimana telah disebutkan dalam lontar Sundarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon wuku Shinta merupakan hari Payogan Sang Hyang Pramesti Guru, manifestasi Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru sejati yang diiringi oleh Para Dewata Nawa Sanga. 
Sebagaimana juga dijelaskan dalam kutipan Babad Bali, Hari Raya Pagerwesi, Pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang Pramesti Guru beserta Panca Dewata, kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan;
  • kesentosaan, 
  • kemajuan dan lain-lainnya.
Widhi-widhananya dipersembhakan: 
  • suci, 
  • peras penyeneng sesayut panca-lingga, 
  • penek rerayunan dengan raka-raka, 
  • wangi-wangian, 
  • bunga, kembang, 
  • asep dupa arum, 
yang dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang Panca Maha Bhuta;
  • Segehan Agung manca warna (menurut urip) dengan tetabuhan arak berem. 
Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti.
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan sarannya saya harapkan utuk membantu pengembangan website saya, Kritik dan Saran dapat disampaikan melalui kotak komentar atau Diskusikan Bersama

Berbagi artikel ini Ke : Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 22.37 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anybody is welcome to join tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, usia, orientasi seksual, dan difabelitas.